Masa depan bangsa terletak dalam tangan generasi muda. Mutu bangsa di kemudian hari bergantung pada pendidikanyang dikecp oleh anak-anak sekarang. Terutama melalui pendidikan formal yang diterima disekolah. Apa yang akan dicapai disekolah ditentukan oleh kurikulum sekolah itu. Dengan demikian barang siapa yang menuasai kurikulum memegang nasib bangsa dan Negara. Maka dapat dipahami kurikulum sebagai alat yang begitu vital bagi perkembangan bangsa dopegang olegh pemerintah suatu Negara. Oleh sebab itu setiap guru merupakan kunci utama dalam pelaksanaan kurikulum, maka ia harus pula memahami seluk beluk kurikulum.
b. Pentingnya kurikulum
Kurikulum merupakan alat yang sangat penting bagi keberhasilan suatu pendidikan. Tanpa kurikulum yang sesuai dan tepat akan sulit untuk mencapai tujuan dan sasaran penedidikan yang diinginkan. Sejarah pendidikan di Indonesia sudah beberapa kali diadakan perubahan dan perbaikan kurikulum yang tujuannya sudah tentu untuk menyesuaikannya dengan perkembangan dan kemajuan zaman, guna mencapai hasil yang maksiamal.
Mengambangkan kurikulum bukanlah pererjaan yang mudah dan sederhana karena benyak sekali pertanyaan yang dapat dikemukakan untuk dipertimbangkan. Misalkan: Apa yang ingin dicapai? Manusia yang bagimana yang dihrapkan untuk dibentuk? Apakah yang dutamakan kebutuhan sekarang atau kebutuhan yang akan datang? Apakah hakikat anak harus dipertimbangkan atau diperlukan sebagai orang dewasa? Dan segudang pertanyaan lagi yang kesemuanya menyangkut asas-asas yang mendasari setiap kurikulum, yaitu asas filosofis, asa psikologis, asas psikologis dan asas orgaisatoris. Dengan demikian kurikulum yang tepat serta seseuai, dapat diharapkansasaran dan tujuan pendidikan tercapai secara maksimal.
c. Apa yang dimaksud dengan kurikulum
Kurikulum adalah suatu yang direncanakan sebgai pegangan guna mencapai tujuan pendidikan. Apa yang direncanakan biasanya bersifat idea, suatu cita-cita tentang manusia atau warga Negara yang akan dibentuk. Kurikulum ini lazim mengandung harapan – harapan yang sering muluk-muluk.
Berbagai tafsiran tentang kurikulum dapat ditinjau dari segi lain, sehingga kita memperoleh pengolongan sebagai berikut:
1. Kurikulum dilihat sebgai produk, yakni sebagai hail karyapara pengembang kurikulum, biasanya dalam suatu panitia. Hasilnya ditungakna dalam bentuk buku atau pedomankurikulum, yang misalnya berisi mata kuliah yang harus diajarkan.
2. Kurikulum dapat juga dipandang sebagai program, yakni alat yang dilakukan oleh sekolah untuk mencapai tujuan-tujuannya. Ini dapat berupa pengajara-pengajaran berbagai mata pelajaran, tetapi dapat juga meliputi segala kegiatan yang dianggap dapat mempengaruhi perkembangan siswa, misalnya perkumpulan sekolah, pertandingan, pramuka, warung sekolah dan lain-lain.
3. Kurikulum dapat pula dipandang sebagi hal-hal yang diharapkan akan dipelajari siswa, yakni pengetahuan, sikap, ketrampilantertentu. Apa yang diharapkan akan dipelajari tidak selalu sama dengan apa yang benar-benar dipelajari.
4. Kurikulum sebagai pengalaman siswa. Ketiga pandangan diatas dengan perencanaan kurikulum, sedangkan pandangan ini menganai apa yang secara aktual menjadi kenyataan pada setiap siswa. Ada kemungkinan bahwa apa ynng diwujudkan dalam diri anak berbeda dengan apa yang diharapkan menurut rencana.
Dengan demikian mengenai masalah kurikulum senantiasa terdapat pendirian yang berbeda-beda, bahkan sering yang bertentangan. Ketidak puasan dengan kurikulum yang berlaku adalah suatu yang biasa dan memberi dorongan mencari kurikulum baru. Akan tetapi mengajukan kurikulum yang ekstrim sering dilakukan dengan mendiskreditkan kurikulum yang lama, pada hal kurikulum itu mengandung kebaikan, sedangkan kurikulum pasti tidak akan sempurnadan akan tampil kekurangannya setelah berjalan dalam beberapa waktu.
d. Asas-asas kurikulum
Mengembangkan kurikulum bukan suatu yang mudah dan sederhana karena banyak hal yang herus dipertimbangkan dan banyak pertanyaan yang dapat diajukan untuk diperhitungkan. Misalkan Apa yang ingin dicapai, manusia yang bagaimana yang kan diharapkan untuk dibentuk? Apakah akan diutamakan kebutuhan-kebutuhan anak pada saat sekarang dan pada masa yang akan datang? Serta masih terdapat banyak pertanyaan lagi yang merupakan factor penunjuang terbentuknya asa-asa kurikulum. Asas – asas yang mendasari kurikulum yakni;
1. Asas filosofis, yang berkenan dengan tujuan pendidikan yang sesuai dengan filsafat Negara. Sekolah bertujuan mendidik agar anak menjadi manusia yang “baik”. Apakah yang dimaksudkan dengan yang “baik” pada hakikatnya ditentukan oleh nilai-nilai, cita-cita atau filsafat yang dianut Negara, tetapi juga orang tua, masyarakat bahkan dunia. Perbedaan filsafat dengan sendirinya akan menimbulkan perbedaan dalam tujuan pendidikan, jadi juga bahan pelajaran yang disajikan, mungkin juga dengan cara mengajar dan menilai.
2. Asas psikologis, yang memperhitungkan factor anak dalam kurikulum yakni; a, psikologi anak, sekolah didirikan untuk anak, untuk kepentingan anak yankni menciptakan situasi-situai dimana anak dapat bekajar untuk mengembangkan bakatnya, pekembangan anak. b. psikologi belajar, bagaimana proses belajar anak. Pendidkan di sekolah diberikan dengan kepercayaan dan keyakinan bahwa anak-anak dapat didik, dapat dipengaruhi kelakuannya. Anak-anak dapat belajar, dapat menguasai sejumlah pengetahuan, dapat mengubah sukapnya, dapat menerima norma-norma, dan dapat menguasai sejumlah ketrampilan.
3. Asas sosiologis, yakni keadaan mayarakat, perkembangan dan perubahannya, kebudayaan manusia, hasil kerja manusia berupapengatahuan dan lain-lain. Anak tidak hidup terisolasi sendiri dari manusia lainnya, ia selalu hidup dalam suatu masyarakat. Di situ ia harus memenuhi tugas-tuga yang harus dilakukannya, dengan penuh tangung jawab, baik sebgai anak, maupun sebgai ornng dewasa kelak.
4. Asas organisatoris, yang mempertimbangkan bentuk dan organisai bahan pengajaran yang disajikan. Asas ini berkenaan dengan masalah, dalam bentuk yang bagaimana? Bahan pengajaranakan disajikan? Apakah dalam bentuk mata pelajaran yang yang terpisah-pisah, ataukah diusahkan adanya,hubungan antara pelajaran yang diberikan, misalkan dengan bentuk broad-field atau bidang studi seperti IPA, IPS, Bahasa dan lain-lain.
e. Kesimpulan
Kurikulum sebaiknya disusun secara pertalian yang erat antara matapelajaran-mata pelajaran. Kurikulum itu harus bersifat fleksibel artinya dapat berubah-ubah disesuaikan dengan kondisi. Sebaiknya kurikulum disusun secara besama – sana antara peminmpin danpara guru yang sangat kompeten. Jaman yang semakin moderen ini mau tidak mau kita akan melibatkan anak untuk menentukan apa yang mereka inginkan dan mereka pelajari. Kurikulumpun sedapat-dapatnya meliputi segala pengalan anak, masalah –masalah sosial, mewujudkan cita-cita nasional, memiliki teknik belajar dan membuka kesempatan kepada setiap anak untuk memperluas minatnya.
Strategi Pembelajaran Kurikulum
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar